Film Dokumenter Sineas Muda Tamansiswa Banjarnegara

Selamat Hari Air – Beberapa waktu lalu, saya sedang cukup padat jadwal bersama teman-teman pegiat musik di Banjarnegara membuat sebuah film dokumenter musik Banjarnegara. Sebuah program dokumentaria musik bernama Rekam Skena ini merupakan salah satu program yang ada di Cherrypop Festival, sebuah festival musik besar di Jogja. Lalu apa hubungannya dengan film dokumenter Sineas Muda Tamansiswa Banjarnegara? oke, simak selengkapnya di bawah ini ya.

Jadi kebetulan Banjarnegara ditunjuk menjadi kontributor untuk film dokumenter musik bersama beberapa kota lain seperti Purbalingga, Purwokerto, dan Cilacap. Di Banjarnegara sendiri, film dokumenter musik ini digarap oleh temen-temen Kolektif Pancaroba dan saya ikut diajak untuk terlibat.

Usai proses pembuatan film dokumenter musik Banjarnegara dengan judul “Tidak Ada Party di Kabupaten Ini” tak lama kemudian ada whatsapp masuk dari seorang kawan, namanya Puguh, seorang gitaris dan seorang tenaga pengajar (guru) di sekolah menengah kejuruan Tamansiswa Banjarnegara. Isi pesan nya kurang lebih adalah meminta saya menjadi salah satu narasumber di film dokumenter kelompok ektrakurikuler Sineas Muda Tamansiswa Banjarnegara yang kebetulan tema nya cukup dekat dengan apa yang saya geluti.

Film Dokumenter Sineas Muda Tamansiswa Banjarnegara

Sineas Muda Tamansiswa Banjarnegara ini membuat sebuah film dokumenter tentang unit usaha atau unit dagang yang saat ini sudah cukup jarang di Banjarnegara, yaitu usaha jual beli rilisan fisik. “Jadi kami kemarin sudah muter-muter ke sekitar pasar Banjarnegara, tanya-tanya juga ke pedagang sekitar pasar mas, untuk yang jualan CD/Kaset tinggal satu itu, jadi kami wawancara dengan Ibu nya itu” ungkap Tias sang pimpinan produksi film saat saya tanya soal narasumber untuk film nya siapa saja.

Baca Juga:  Pengalaman Kerja di Bengkel Speedometer Mobil

Kamis, 10 Agustus 2023 kurang lebih sekitar setengah 3 sore tim produksi film dari Sineas Muda Tamaniswa Banjarnegara ini datang ke rumah didampingi kawan saya, Puguh. Kami bercerita cukup banyak hinggga akhirnya hari itu belum jadi wawancara.

Hari pertama kami coba buat diskusi, saya mencoba meyakinkan mereka apakah tema film yang mereka pilih ini sudah benar-benar sesuai dengan visi misi mereka? atau ternyata mereka justru masih dalam kebingungan karena doktrin guru nya, Pak Puguh yang punya prespektif lain soal film dokumenter ini.

Diskusi Film Dokumenter Sineas Muda Tamansiswa Banjarnegara
sesi diskusi santai | sumber foto: screenshot story IG @multimediatambara

Singkat cerita, kawan saya Puguh ini menjelaskan gimana perjalanan film-film sebelumnya, yang didominasi film-film horror. Tentu untuk pasar, menurutku film horror memang menarik dan banyak peminatnya. Di sisi lain, bicara soal film dokumenter ini tentu menjadi menarik untuk temen-temen Sineas Muda Tamansiswa Banjarnegara berproses memperkaya wawasan dan cara berfikir mereka.

Dengan ke-sok-tahu-an saya, saya bilang ke mereka, buat apa film ditonton sampai ribuan orang kalau setelah nonton, pulang, terus selesai. Mending penonton nya cuma 10 orang, tapi setelah nonton film kalian, beberapa dari 10 orang ini tergerak mengerjakan sesuatu. Bukankan film kalian lebih berdampak dan lebih baik bukan?

Saya merasa senang dengan kehadiran mereka Sineas Muda Tamansiswa Banajrnegara, saya merasakan kalau ada tanda-tanda regenerasi di industri kreatif Banjarnegara, salah satu nya lewat medium film. Harapan saya mereka tidak terpaku hanya karena tugas sekolah saja, semoga mereka tumbuh berkomunitas di luar sekolah, mengembangkan ide-ide kreatif mereka dan menularkan kebaikan ke teman-teman yang lain.

Jum’at, 11 Agustus 2023 akhirnya mereka kembali ke rumah, mereka sudah yakin jika tema yang diambil sudah final. Mereka bergegas menyiapkan peralatan mulai dari kamera, lighting, hingga mic wireless dan buku catatan berisi dafar pertanyaan.

Baca Juga:  Senandung Anak Wayang Sirkus Barock
BTS Produksi Film Dokumenter SMK Tamansiswa Banjarnegara
behind the scene produksi film tim Sineas Muda Tamansiswa Banjarnegara

Di interview ini, saya sebagai narasumber yang notabenya adalah penjual rilisan fisik dan pelaku industri kreatif. Ya, bersama teman saya Gary Widodo, kami membuat sebuah unit usaha penjualan rilisan fisik bernama Bikin Pengin. Selain unit usaha penjualan rilisan fisik, saya juga bercerita tentang pekerjaan saya sebagai fotografer, videografer, desainer, dan freelance event.

Semua yang saya kerjakan ini cukup dekat dengan musik, dan ketika mereka bertanya kenapa saya memilih jalan ini, jawabku “karena saya suka musik dan akhirnya saya cukup dekat dengan pekerjaan di industri kreatif ini”.

Sineas Muda Tamansiswa Banjarnegara - blog Selamat Hari Air

Jika temen-temen Film Dokumenter Sineas Muda Tamansiswa Banjarnegara membaca tulisan ini, saya ingin menyampaikan terima kasih sudah punya semangat dan berbagi cerita dengan saya. Jika suatu hari nanti kalian ingin berbagi cerita, pengin sharing sesuatu, saya siap bantu sebisa mungkin, jangan sungkan!

Penutup

Terima kasih sudah membaca blog Selamat Hari Air khususnya tulisan tentang film dokumenter Sineas Muda Tamansiswa Banjarnegara ini, jika berkenan jangan lupa ikuti beberapa akun sosial media saya berikut ini: