SELAMATHARIAIR.COM – Belum lama ini sekelompok pemuda yang cukup tua nan bahaya dari Yogyakarta membuat sebuah proyek album baru mereka, mereka adalah Endank Soekamti. Band yang menggunakan nama gurunya tanpa izin ini cukup menjadi kiblat band-band indie baik di Yogyakarta maupun di beberapa wilayah lain, tak jarang kini banyak band yang menjual boxset karena ter-influence Endank Soekamti, media audio visual juga menjadi salah satu yang meng-influence dan menjadi trend di skema musik independent, sebagian ya karena ter-influence oleh program #Thestoryofsoekamti atau bahkan DOES ( Diary of Erix Soekamti ) yang secara konsisten mampu mengunggah video di kanal youtubenya. Di tulisan kali ini saya coba membahas sedikit tentang Buku Soekamti Goes to Papua Endank Soekamti.
Buku Soekamti Goes to Papua |
Saya yang cukup suka rilisan fisik hingga saat ini belum punya rilisan fisik Endank Soekamti, entah kenapa saya lebih suka menonton video mereka ketimbang mendengarkan musiknya, beda dengan band-band lain yang sudah saya koleksi rilisan fisiknya seperti Melancholic Bitch, Frau, Stars And Rabbit, Sisir Tanah, Multatuli, Tony Q Rastafara, You Go Away I’m Here, Silampukau, Death Vomit, Ras Muhamad, Indonesian Rice dan lain sebagainya, mungkin bukan karena alasan tidak suka dengan rilisan fisik Endank Soekamti, lebih tepatnya karena rilisan fisik Endank Soekamti biasnya dibundle boxset yang harganya cukup mahal untuk ukuran saya pribadi. Ibarat di hitung kasarnya ketika saya harus beli bundling boxset seharga 250 ribu hanya dapat 1 band, ketika saya belanjakan rilisan fisik band-band lain bisa dapet 5 hingga 6 rilisan, jadi cukup banyak referensi rilisan fisik yang bisa saya koleksi.
Album “Salam Indonesia” milik Endank Soekamti ini lagi-lagi punya daya tarik sendiri, mereka rekaman di Indonesia bagian timur yang begitu kaya dengan keindahan alamnya, kebetulan tak hanya rekaman, tak hanya membuat karya berupa album, salah satu yang menarik di sini adalah dibuatnya karya cerita perjalanan mereka ke Papua yang dituangkan dalam sebuah buku berjudul “Seokamti Goes to Papua” yang ditulis oleh Pak Iwan Pribadi, yang singkat cerita kini bisa contact-contact’an dengan beliau hingga berkesempatan baca buku karya beliau.
Membaca buku Soekamti Goes to Papua karya Pak Iwan Pribadi saya diajak untuk berimajinasi liar membayangkan bagaimana senangnya naik kapal Kurabesi, bagaimana ketemu Kak Rani, Kak Melky dan yang lain. Imajinasi liar tentang bagaimana berburu gambar sunset atau sunrise dalam keadaan kapal yang bergoyang, berimajinasi bagaimana mengunyah pinang, bagaimana bertemu dengan adik-adik di Papua sana. Beberapa kali ikut kegiatan SIP ( Sekolah Inspirasi Pedalaman ) Banjarnegara ( IG : @SIPBanjarnegara ) , terjun ke sekolah padalaman di Banjarnegara saja begitu menyenangkan ketemu anak-anak di daerah sendiri, bagaimana dengan di Papua sana ? pasti lebih seru, lebih menyenangkan dan sangat menginspirasi ketika baca perjuangan adik-adik di Papua sana ketika akan melangsungkan ujian nasional, sungguh perjuangan mereka sangat menginspirasi.
Imajinasi liar sedikit ter-redam ketika foto-foto disajikan, seolah saya di dikte untuk lebih kalem dalam berimajinasi, mungkin ini salah satu kritik untuk buku Soekamti Goes to Papua ini, yaitu gambar yang diletakan di tiap akhir bagian sebelum berganti judul itu letaknya di belakang. Seperti yang saya rasakan misalnya di halaman 179 ada gambar Kalibiru alias Worbyai nan begitu sejuk dan indah itu diceritakan dalam bentuk teks di halaman-halaman selanjutnya. Kenapa gambar tersebut tidak diletakan di halaman belakang setelah tulisan itu selesai, misal di buku ini berarti ditaruh di halaman 197/198 sehingga imajinasi liar dan membaca teks tentang Kalibiru begitu penasaran seperti apa wujud Kalibiru itu sesungguhnya.
Mungkin itu kritik yang bisa saya tuliskan di sini, barangkali Pak Iwan Pribadi ( www.temukonco.com ) atau tim Euforia atau Endank Soekamti ada yang nyasar ke blog saya ini, heheheee. Terima kasih untuk karya yang istimewa ini, terima kasih sudah berbagi cerita melalui buku Soekamti Goes to Papua, terima kasih banyak.
Ada juga beberapa tulisan yang tidak ditemukan di Buku Soekamti Goes to Papua, silakan bisa di nikmati di laman milik Pak Iwan Pribadi :
- Mungkin Tak Ada di Buku SOEKAMTI GOES TO PAPUA #1
- Mungkin Tak Ada di Buku SOEKAMTI GOES TO PAPUA #2: Deja Vu
- Mungkin Tak Ada di Buku SOEKAMTI GOES TO PAPUA #3: Instagrammable Spot Termahal
- Mungkin Tak Ada di Buku SOEKAMTI GOES TO PAPUA #4: Berbuat Baik Itu Berat
- Mungkin Tak Ada di Buku SOEKAMTI GOES TO PAPUA #5: Tahu-tahu Take Drum
- Mungkin Tak Ada di Buku SOEKAMTI GOES TO PAPUA #6: Pro Kontra Spearfishing
- Mungkin Tak Ada di Buku SOEKAMTI GOES TO PAPUA #7: Memberi Makan Ikan Hiu
- Mungkin Tak Ada di Buku SOEKAMTI GOES TO PAPUA #8: Menulis Buku Perjalanan
- Mungkin Tak Ada di Buku SOEKAMTI GOES TO PAPUA #9: Menjadi Pelaut
- Mungkin Tak Ada di Buku SOEKAMTI GOES TO PAPUA #10: Susahnya Jadi Pelaut
Untuk melihat bagaimana cerita tersebut dalam media audio visual, silakan tonton di kanal youtube Endank Soekamti :