Beli Djimbe di Malioboro

Weekend adalah saatnya jalan-jalan, itu adalah salah satu agenda rutin remaja Indonesia, terutama bagi mereka yang punya pasangan, akan menghabiskan waktu weekend atau malam mingguan bareng sama pasangannya. Nah kali ini saya ingin bercerita tentang perjalanan weekend saya hari ini yang cukup menyenagkan. Pagi hari bangun tidur badan terasa berat untuk beranjak dari tempat tidur, mata masih serasa berat pula untuk melihat indahnya pagi, tetapi saya harus bergegas untuk masuk kampus mengikuti ujian “Manajemen Umum” yang cukup menyenangkan. Siang harinya saya di ajak temen kelas saya jalan ke Malioboro dengan tujuan utama adalah nyari Djimbe buat adiknya, sebut saja namanya Fitra. Berangkat ke Malioboro dengan cuaca yang kurang mendukung karena rintik-rintik gerimis menemani perjalanan kita di siang hari. Tiba di Malioboro, parkir motor dan jalan-jalan menyusuri jalanan Malioboro yang masih sepi (maklum lah, masih siang bolong). Dalam perjalanan itu langkah kita berdua terhenti ketika melihat sosok benda berwakna coklat dengan ikatan-ikatan tali melilit tubuhnya yang begitu mulus (Djimbe). Terjadi percakapan dan tawar menawar di suasana Malioboro antara saya dan penjual, dan tak bisa diam tanganku untuk memukul Djimbe tersbut untuk mengecek suaranya. Sedikit kesal dan sedikit tersenyum mendengar penjual menawarkan Djimbe dengan tinggi 50 cm tersebut dengan harga Rp. 300.000,-, wah wah wah ini penjual ngajak ribut apa ngajak bercanda (dalam hati saya). Langsung saja tawaran pertama saya adalah Rp. 125.000,-, mungkin bagi temen-temen sangatlah mustahil dengan harga segitu, tapi inilah saya, nekat dalam urusan bisnis, hahahahaa, sedikit dapet pengalaman sebelumnya mengenai jual-beli barang-barang di Malioboro. Langsung aja ngacir untuk nyari tempat lain, dan beberapa tempat nyaris sama seperti tempat awal yaitu harga net yang ditawatkan adalah Rp. 200.000,-. Nah kali ini di salah satu penjual saya mencoba untuk menaikan tawaranku menjadi Rp. 150.000,-, pendagang yang masih agak muda (Mas-mas) itu nantangin aku kalau bisa beli harga 150 dia mau beli sama saya, hahahahaahaaa, ketawa juga si dengernya, tapi saya maklum.i lah, namanya juga pedagang, harus bisa ngomong gitu, layaknya pengacara yang membela tersangka, hehehehee. Akhirnya pedagang tersbut kasih harga net 175. Masih belum puas dengan harga tersebut, kami berdua melanjutkan perjalanan untuk mencari tempat lain, tetapi hal itu sia-sia, karena tak ada lagi tempat yang menjual Djimbe. Berbalik arah dan membelinya, itulah yang kami lakukan saat itu, dan akhirnya terbeli juga Djimbe seharga Rp. 175.000,- (dari 500 bisa dapet 175, lumayan lah, heheheee).

Nah akhir dari perjalanan adala sesi foto bareng Djimbe baru, hahahahaaa rasanya ikutan seneng kalau ada Djimbe baru, semoga engkau sehat-sehat saja Djimbe, dan semoga bisa seperti temanmu ini

Mungkin cukup sampe sini aja catatan perjalanan Ipong D’jembe kali ini, dan sekali lagi ucapan selamat buat Djimbe barunya (untuk adik.nya Fitra) semoga Djimbe itu bisa menyatu dengan jiwamu, agar senantiasa mengikuti langkahmu dan menjadi inspirasi bagimu, salam damai.